Arab Saudi ‘Khianati’ AS, Sah Gabung Aliansi China & Rusia

Peserta KTT Organisasi Kerjasama Shanghai, termasuk Presiden Turki Tayyip Erdogan, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, berfoto sebelum pertemuan format panjang para kepala negara anggota SCO di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (Sputnik/Sergey Bobylev/Pool via REUTERS)

Kabinet Arab Saudi menyetujui keputusan untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) seiring dengan langkah Riyadh membangun kemitraan jangka panjang dengan China meskipun ada masalah keamanan AS.

SCO adalah aliansi politik dan keamanan negara-negara yang tersebar di sebagian besar negara Eurasia, termasuk China, India, dan Rusia.

Dibentuk pada 2001 oleh Rusia, Cina, dan negara-negara bekas Soviet di Asia Tengah, organisasi tersebut telah diperluas hingga mencakup India dan Pakistan, dengan maksud untuk memainkan peran yang lebih besar sebagai penyeimbang pengaruh Barat di wilayah tersebut.

Iran juga, yang merupakan ‘musuh bebuyutan’ AS Cs, menandatangani dokumen keanggotaan penuh tahun lalu.

Sumber Reuters mengungkapkan rencana bergabungnya Arab Saudi dengan SCO sejatinya telah dibahas selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi Desember lalu.

Status mitra dialog akan menjadi langkah pertama dalam organisasi sebelum memberikan Kerajaan Saudi keanggotaan penuh dalam jangka menengah.

Keputusan tersebut menyusul pengumuman oleh Saudi Aramco yang meningkatkan investasi miliaran dolar di China pada Selasa, dengan menyelesaikan usaha patungan yang direncanakan di China timur laut dan mengakuisisi saham di grup petrokimia yang dikendalikan secara pribadi.

Adapun, hubungan Riyadh yang tumbuh dengan Beijing telah meningkatkan kekhawatiran keamanan di Washington, sekutu tradisionalnya. Washington mengatakan upaya China untuk memberikan pengaruh di seluruh dunia tidak akan mengubah kebijakan AS terhadap Timur Tengah.

Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang apa yang mereka lihat sebagai penarikan diri dari wilayah tersebut oleh penjamin keamanan utama Amerika Serikat, dan telah bergerak untuk mendiversifikasi mitra. Namun, Washington mengatakan akan tetap menjadi mitra aktif di wilayah tersebut.

Sementara itu, negara-negara anggota organisasi tersebut berencana untuk mengadakan “latihan kontra-terorisme” bersama di wilayah Chelyabinsk Rusia pada Agustus tahun ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*