Mendaftarkan anak sebagai peserta BJPS atau asuransi kesehatan tentu bisa meringankan beban finansial kita jika terjadi musibah sakit di kemudian hari. Tapi ketahuilah bawa, Anda tidak perlu mendaftarkan anak Anda ke asuransi jiwa.
Sebagian dari Anda tentu pernah ditawarkan produk asuransi dari agen tenaga penjual. Dan mungkin saja, sang agen https://rtpnada4d.com/ malah menawarkan produk asuransi jiwa untuk anak Anda.
Ketahuilah bahwasannya, jika anak Anda masih di bawah umur maka asuransi jiwa belum tentu menjadi pilihan yang tepat bagi Anda. Berikut adalah alasannya.
Anak bukan pencari nafkah
Bila Anda memiliki anak di bawah umur, maka pencari nafkah dalam rumah tangga adalah Anda atau pasangan Anda. Wafatnya seorang pencari nafkah tentu tidak hanya menimbulkan beban kesedihan, melainkan juga beban finansial bagi orang-orang yang ditinggal.
Itu sebabnya, asuransi jiwa sangat diperuntukkan bagi mereka yang punya tanggungan, bukan ke orang yang masih bergantung hidup pada orangtua, wali, atau pihak lainnya.
Ketika pencari nafkah menjadi tertanggung dari asuransi jiwa, maka saat mereka mengalami musibah cacat tetap total atau meninggal dunia, penerima manfaat bisa mendapatkan uang pertanggungan (santunan).
Pihak penerima manfaat bisa saja pasangan dan anak. Namun ketahuilah bahwa ketika anak masih di bawah umur atau belum cakap hukum, maka dia hanya bisa mewaris lewat wali yang ditunjuk dan ditetapkan pengadilan.
Lebih baik fokus ke biaya pendidikan
Ketika Anda membelikan asuransi jiwa untuk anak, maka akan ada pengeluaran tambahan berupa biaya premi yang harus dibayarkan secara rutin pertahun. Hal ini tentu menjadi tambahan beban finansial bagi Anda.
Seperti yang dijelaskan di poin pertama seputar anak bukan pencari nafkah, maka alangkah lebih baik bagi Anda untuk memfokuskan pengeluaran ke biaya hidup dan biaya pendidikan anak di masa depan.
Biaya pendidikan akan terus mengalami inflasi atau kenaikan setiap tahunnya. Oleh karena itu, penting sekali bagi Anda untuk merencanakannya sejak dini.