BEI Bidik Target Pengguna Jasa Bursa Karbon Naik 2 Kali Lipat

BEI Bidik Target Pengguna Jasa Bursa Karbon Naik 2 Kali Lipat

Presiden Jokowi Resmikan Peluncuran Bursa Karbon Indonesia. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah pengguna jasa bursa karbon bisa melebihi 100 pada 2024. Hal ini setara dua kali lipat dari capaian tahun 2023.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, target ini bisa tercapai bila integrasi sistem Apple Gatrik dengan sistem registrasi nasional pengendalian perubahan iklim (SRN-PPI) sidah terwujud.

“Kalau pengguna jasa menjadi lebih dari 100, kami optimistis. Target kami adalah penambahan 50, https://buddykas.site/ paling tidak. Artinya, kalau di akhir tahun kemarin itu 46, akhir tahun 2024 paling tidak 96. Ya silahkan ditambah,” ujar Jeffrey di Gedung BEI, Senin (29/1/2024)

Jeffrey berharap, sinkronisasi kedua layanan tersebut dapat meningkatkan suplai di SRN-PPI ke depannya. Bila suplai di SRN-PPI meningkat, pilihan bagi permintaan di bursa karbon tentu ikut meningkat.

“Ya kami harapkan dengan adanya pilihan-pilihan itu, ya demand juga bisa meningkat,” tandas Jeffrey.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berperan sebagai penerbit sertifikat pengurangan emisi. Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatur SRN-PPI.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, keuangan derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan hingga 30 November 2023 tercatat 41 pengguna jasa di Bursa karbon yang mendapatkan izin.

Ini mencerminkan penambahan 16 pengguna sebulan, dimana sebelumnya, pada 31 Oktober 2023, pengguna tercatat sebanyak 25. Dengan target yang dibidik, maka BEI menginginkan penambahan setidaknya dua kali lipat pengguna di tahun 2024 mendatang.

“Jumlah total volume yang terjual sebesar 490.716 ton CO2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp30,70 miliar,” kata Inarno dalam Konferensi pers RDK OJK November, Senin (4/12/2023).

Adapun rincian penjualan bursa karbon adalah sebesar 30,56% terjadi di pasar reguler atau sebesar Rp9,38 miliar. Kemudian sebanyak 9,24% di pasar negosiasi atau sebesar Rp2,84 miliar dan 60,20% terjadi di pasar lelang atau sebanyak Rp18,8 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*