Gempa Mentawai Bisa Picu Gempa di Daerah Lain? Ini Kata BMKG

Gempa Bumi (Ist Twitter)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa M6,9 yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) dipicu akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia dan termasuk kategori megathrust event. Apakah gempa ini bisa memicu gempa di daerah lain?

Kepala Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono buka suara soal ini. Menurut Daryono ada kecendrungan gempa bumi yang terjadi di satu segmen menimbulkan gangguan segmen lainnya.

“Kita melihat segmen megathrust Mentawai Siberut ini bersebelahan dengan segmen Batu (Nias) kemudian baru di utaranya itu segmen Nias, Simeulue. Sebenarnya ketika terjadi gempa besar itu ada perubahan stres positifnya, sehingga itu menimbulkan gangguan yang ada di sebelahnya,” ungkap Daryono saat jumpa pers secara daring, Selasa (25/4/2023).

Namun perlu dicatat, ada beberapa faktor yang menjadi potensi penggerak gempa. Misalnya apakah segmen lainnya itu dalam kondisi matang atau sudah maksimum dengan posisi labil atau belum. Apabila iya, maka potensi gempa bumi di segmen lainnya bisa saja terjadi.

“Tetapi harus kita pastikan bahwa segmen yang berada di dekatnya itu sedang matang, dan sudah maksimum, dan posisinya sudah labil, sehingga ketika mendapatkan emulsion maka dia akan mengalami rilis energi,” sebutnya.

Menurut catatan BMKG, ada beberapa gempa bumi yang berdampak terjadinya gempa di segmen lainnya. Misalnya gempa yang terjadi di Luwu, Sulawesi Selatan tahun 2018 memicu gempa di segmen kanan dan kirinya. Namun hal ini justru tidak terjadi pada gempa bumi di Pulau Simeuleu, Aceh pada tahun 2004 dengan kekuatan M8,5 yang tidak memicu gempa bumi di segmen lainnya.

Daryono menegaskan ini adalah tantangan bagi para ahli untuk menganalisis sifat alam yang sangat misterius. Sehingga tetap harus ada mitigasi bencana untuk menekan banyaknya masyarakat yang menjadi korban jiwa akibat dampak gempa bumi.

“Sehingga yang paling penting harus dipahami bahwa zona megathrust dan Sumatera adalah sebuah segmen yang aktif dan memiliki potensi terjadi gempa besar. Sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka kita harus membangun sistem mitigasi, menyiapkan apa saja terkait dengan infrastruktur struktural maupun non struktural terkait dengan kapasitas masyarakat dan kita tidak perlu menilai ini akan rilis atau tidak, tetapi yang pasti seluruh zona megathrust memiliki potensi gempa yang sedemikian dan itu yang perlu diantisipasi,” tutup Daryono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*