Ngeri! Junta Myanmar Disebut Bantai 33 Orang di Dalam Biara

Soldiers march during a ceremony to mark Myanmar's 75th anniversary Union Day in Naypyitaw, Myanmar, Saturday, Feb. 12, 2022. The occasion is celebrated for the date in 1947 when many of the country's ethnic groups signed an agreement to unify following decades of British colonial rule, but it was ineffective, and efforts at unity remain failed. (AP Photo)

Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas di sebuah biara di desa Nan Nein, Negara Bagian Shan, Myanmar, setelah diserbu junta militer negara tersebut.

Laporan tersebut diungkapkan Pasukan Pertahanan Kebangsaan Karenni (KNDF), sebuah kelompok pemberontak yang menolak kekuasaan junta militer.

Myanmar mengalami peningkatan jumlah pertempuran mematikan antara militer dan kelompok perlawanan bersenjata sejak junta merebut kekuasaan dalam kudeta dua tahun lalu.

Beberapa pertempuran paling sengit terjadi di Negara Bagian Shan, yang berbatasan dengan ibu kota Nay Pyi Taw dan Thailand.

Pada Sabtu (11/3/2023), angkatan udara dan artileri junta memasuki desa setelah penembakan sekitar pukul 16:00 waktu setempat. KNDF menyebut mereka mengeksekusi penduduk desa yang mereka temukan bersembunyi di dalam sebuah biara.

Menurut surat kabar lokal Kantarawaddy Times yang dikutip BBC, Senin (13/3/2023), kelompok itu menyebut sedikitnya 30 warga sipil dan tiga biksu Buddha tewas.

“Itu seperti [militer] membuat mereka berbaris di depan biara dan secara brutal menembak mereka semua, termasuk para biarawan,” kata juru bicara KNDF.

Sebuah video dari KNDF menunjukkan setidaknya 20 mayat, beberapa di antaranya berjubah oranye yang dikenakan oleh biksu Buddha, ditumpuk di biara.

Mayat-mayat itu memiliki apa yang tampak seperti beberapa luka tembak. Video tersebut juga memperlihatkan dinding biara yang dipenuhi lubang peluru.

Beberapa bangunan dan rumah di sekitarnya juga dibakar dalam apa yang dikatakan KNDF sebagai serangan tentara pemerintah di desa tersebut.

Rincian insiden tersebut sulit untuk diverifikasi, tetapi kebrutalan dari serangan terhadap warga sipil tak bersenjata bukanlah hal baru di bagian Myanmar ini, yang telah menyaksikan beberapa perlawanan terkuat terhadap junta militer sejak kudeta.

Ada pula laporan tentang berlanjutnya operasi terhadap desa-desa lain di daerah tersebut yang menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Militer Myanmar, atau junta seperti yang dikenal, berharap untuk mengadakan pemilihan tahun ini dengan keyakinan bahwa hal ini akan memberi pemerintah mereka legitimasi yang sangat dibutuhkan.

Namun, kegagalan mereka untuk menghancurkan oposisi terhadap pemerintahan mereka, bahkan dengan penggunaan pengeboman udara secara ekstensif dalam beberapa bulan terakhir, telah membuat pemilihan menjadi tugas yang hampir mustahil.

Myanmar telah terjebak dalam perang saudara selama beberapa dekade, yang meningkat setelah kudeta pada 2021.

Satu setengah juta orang telah mengungsi, 40.000 rumah telah dimusnahkan, delapan juta anak tidak lagi bersekolah, dan 15 juta orang dinilai oleh PBB sangat kekurangan makanan.

Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, lebih dari 2.900 orang tewas selama penumpasan junta terhadap perbedaan pendapat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*