– Harga minyak kembali menguat pada awal perdagangan Selasa (23/5/2023) setelah pasokan minyak mulai menyusut dan permintaan dirpoyeksi lebih tinggi.
Harga minyak mentah WTI https://www.rtpkas138.xyz/ menguat hingga 0,49% ke posisi US$72,4 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka menguat hingga 0,58% ke posisi US$76,46 per barel.
Pada perdagangan Senin (22/5/2023), minyak WTI ditutup menguat 0,50% ke posisi US$72,05 per barel sementara minyak brent juga menguat 0,57% ke posisi US$76,02 per barel.
Harga minyak naik tipis karena kenaikan harga bensin berjangka Amerika Serikat (AS) dan perkiraan meningkatnya permintaan minyak mentah pada pertengahan tahun ini. Sebaliknya, pasokan dari Kanada dan OPEC+ menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Namun, kenaikan harga minyak sedikit tertahan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan sikap wait and see pasar menunggu berita tentang pembicaraan lanjutan mengenai plafon utang pemerintah AS.
Dolar yang lebih kuat dapat membebani permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Bensin berjangka AS RBc1 naik 2,8% ke level tertinggi satu bulan di US$ 2,6489 per galon.
“Harga bensin mendorong kenaikan harga minyak hari ini dengan dekatnya hari liburan Memorial Day,” ucap salah satu analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.
Liburan Memorial Day AS menandai dimulainya puncak berkendara di musim panas.
Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) mengingatkan tentang kekurangan pasokan minyak yang membayangi pertengahan tahun ini ketika permintaan diperkirakan akan melampaui pasokan hampir 2 juta barel per hari (bpd).
Kawasan Asia akan memimpin pertumbuhan permintaan minyak sekitar 2 juta barel per hari pada pertengahan tahun ini, peningkatan yang berpotensi menyebabkan kekurangan pasokan dan menaikkan harga minyak.
Selain kenaikan permintaan, kekurangan pasokan juga disebabkan oleh kebakaran hutan di Kanada yang mengurangi pasokan minyak mentah dalam jumlah besar di Alberta, Kanada.
Dampak pemangkasan produksi sukarela oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, juga terasa setelah berlaku bulan ini.
Produksi minyak di wilayah Kurdistan Irak terus turun karena arus ekspor ke pelabuhan Ceyhan Turki menunjukkan sedikit tanda-tanda akan dimulai kembali setelah penghentian yang telah berlangsung hampir dua bulan.
“Total ekspor produk minyak mentah dan minyak dari OPEC+ anjlok 1,7 juta barel per hari pada 16 Mei dan kemungkinan ekspor minyak Rusia akan turun pada akhir Mei,” ucap JP Morgan.