Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendatangi kantor Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Keduanya membahas transformasi BUMN.
Erick datang bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sedangkan Sri Mulyani didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
“Kami membahas hasil transformasi BUMN dan beberapa target percepatan program strategis BUMN hingga Oktober tahun ini,” kata Erick dikutip dari akun instagramnya, Senin (13/5/2024).
Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan, pembicaraan yang dilakukan dalam pertemuan itu juga terkait dengan proses penguatan kinerja BUMN ke depan.
“Kali ini kami berdiskusi mengenai penguatan fungsi-fungsi BUMN utamanya bagaimana meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya,” ucap Sri Mulyani.
“Terima kasih atas diskusinya Pak Erick! mari terus membangun Indonesia bersama-sama,” tuturnya.
Dalam berbagai kesempatan, Erick sebelumnya telah mengungkapkan dampak transformasi BUMN yang telah ia jalan selama menjabat sebagai Menteri BUMN pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2019.
Di antaranya penerapan kesetaraan gender pada pucuk kepemimpinan BUMN. Pimpinan perempuan yang sebelumnya hanya sebesar 4% kini menjadi 21%. Bahkan, telah berada di atas 12 negara dengan rata-rata porsi kepemimpinan perempuan hanya 15%.
Selain kesetaraan gender, lanjut Erick, pihaknya juga memberikan kesempatan pada generasi muda untuk memimpin BUMN. Saat ini hampir 11% pimpinan BUMN di bawah usia 42 tahun. Hal itu dilakukan agar para pimpinan BUMN selalu peka terhadap perubahan dan cepat beradaptasi pada perkembangan yang dinamis.
Adapun salah satu transformasi yang dipamerkan Erick adalah lahirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dari hasil konsolidasi tiga anak usaha bank BUMN. Bank ini terbukti mampu bersaing di antara bank konvensional lain hingga memiliki aset terbesar ke-5 di Indonesia, mengalahkan banyak bank konvensional.
Hal serupa juga terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Di bawah kepemimpinan Erick, BRI memfokuskan diri kepada pembiayaan ultramikro. “Yang awalnya tidak pernah percaya bahwa bank ultramikro atau small medium enterprise bisa profitable, terbukti dengan sinergi BRI, Pegadaian, PNM Mekaar, mereka menjadi salah satu bank terbesar dan bahkan profitnya terbesar,” ungkapnya.
Selain itu, holding BUMN di PT Pertamina (Persero) dan perampingan di tubuh PT PLN (Persero) yang diiringi dengan transisi energi membawa Indonesia memiliki perusahaan yang sehat dan memiliki prospek menjanjikan. Kedua perusahaan energi itu telah bergerak sesuai dengan zaman, di mana masing-masing memiliki pengembangan proyek energi baru terbarukan.
Kemudian sinergi antara Telkom dan Telkomsel yang membuat bisnis kedua perusahaan tidak lagi bertabrakan. “Sekarang Telkom kepada B2B, fokus bagaimana pembangunan infrastruktur data. Telkomsel yang akan menjadi fokus kepada B2C,” katanya.